Konsep Sehat,
Berdasarkan :
1.
Dimensi Emosi
Bagaimana
reaksi emosinya, menangis, sedih, bahagia, kacau, over-sensitive, histeris,
depresi, optimis.
2.
Dimensi Intelektual
Bagaimana
seseorang berfikir, wawasannya, pemahamannya, alasannya, logika dan pertimbangnnya.
3.
Dimensi Sosial
Tingkah
laku manusia dalam kelompok sosial, keluarga, pernihakan, dan sesama lainnya,
penerimaan norma sosial dan pengendalian tingkah laku. Jalan yang akan kita
ambil dan kedisiplinan.
4.
Dimensi Fisik dan Mental
Sikap
dan kepribadian atau watak tenang, mudah marah, pemarah, mudah dirayu,
dramatis.
5.
Dimensi Spiritual
Pada prakteknya ilmu pengetahuan dan agama tidak lagi bersifat
dikotomis melainkan antara keduanyasudah terintegrasi ( saling menunjang ).
Seperti yang dikatakan oleh Albert Einstein, ilmuwan penemu atom, ilmu
pengetahuan tanpa agama bagaikan orang buta, tetapi agama tanpa ilmu
pengetahuan bagaikan orang lumpuh.Merujuk dari pentingnya pengetahuan dan agama
tersebut untuk jiwa yang sehat banyak penelitiandilakukan di antaranya sebuah
penelitian yang mengatakan kelompok yang tidak terganggu jiwanya adalah yang
mempunyai agama yang bagus dan sebaliknya. Karl Jung telah menyimpulkan
darianalisanya bahwa mereka yang menderita penyakit mental mengalami suatu
kekosongan rohani.
Sejarah Perkembangan Kesehatan Mental :
Secara
etimologis, kata “mental” berasal dari kata latin, yaitu “mens” atau “mentis”
artinya roh, sukma, jiwa, atau nyawa. Di dalam bahasa Yunani, kesehatan
terkandung dalam kata hygiene, yang berarti ilmu kesehatan.
Maka
kesehatan mental merupakan bagian dari hygiene mental (ilmu kesehatan mental)
(Yusak Burhanuddin, 1999: 9)
Menurut H.C.
Witherington, kesehatan mental meliputi pengetahuan serta prinsip-prinsip yang
terdapat lapangan Psikologi, kedokteran, Psikiatri, Biologi, Sosiologi, dan
Agama (M. Buchori dalam Jalaluddin,2004: 154)
Seperti
kesehatan fisik, kesehatan mental merupakan aspek sangat penting bagi setiap
fase kehidupan manusia. Kesehatan mental terentang dari yang baik sampai dengan
yang buruk. Setiap orang, mungkin dalam hidupnya mengalami kedua sisi rentangan
tersebut, kadang-kadang keadaan mentalnya sangat sehat, tetapi dilain waktu
justru sebaliknya. Pada saat mengalami masalah kesehatan mental, seseorang
membutuhkan pertolongan orang lain untuk mengatasi masalah yang dihadapinya
tersebut.
Kesalahan
mental dapat memberikan dampak terhadap kehidupan sehari-hari atau masa depan
seseorang termasuk anak-anak dan remaja. Merawat dan melindungi keshatan mental
anak-anak merupakan aspek yang sangat penting yang dapat membantu perkembangan
anak yang lebih baik di masa depan.
Sejarah
Perkembangan Kesehatan Mental
Ada bukti
dibatasi oleh untuk menilai keberadaan atau sifat gangguan mental sebelum
catatan tertulis. psikologi evolusi menunjukkan bahwa beberapa disposisi
genetik yang mendasari, mekanisme psikologis dan tuntutan sosial yang hadir,
meskipun beberapa gangguan mungkin telah berkembang dari suatu ketidaksesuaian
antara lingkungan leluhur dan kondisi modern.Beberapa kelainan perilaku
istimewa telah ditemukan pada kera besar non-manusia.
Ada bukti
dari zaman Neolitik dari praktek trepanation (memotong lubang besar ke dalam
tengkorak), mungkin sebagai upaya untuk menyembuhkan penyakit yang mungkin
telah memasukkan gangguan mental.
1. Mesir dan
Mesopotamia
catatan
Limited dalam dokumen Mesir kuno yang dikenal sebagai papirus Ebers muncul
untuk menggambarkan kondisi gangguan konsentrasi dan perhatian, dan gangguan
emosi di hati atau pikiran. Beberapa ini telah ditafsirkan sebagai
menunjukkan apa yang kemudian akan disebut histeria dan
melankolis. perawatan somatik biasanya termasuk menerapkan cairan tubuh
saat membaca mantra magis. Halusinogen mungkin telah digunakan sebagai
bagian dari ritual penyembuhan. candi agama mungkin telah digunakan sebagai
terapi retret, mungkin untuk induksi negara reseptif untuk memudahkan tidur dan
menafsirkan mimpi
2.
India
Kuno suci
Hindu dikenal sebagai Ramayana dan Mahabharata berisi uraian fiksi negara
depresi dan kecemasan. gangguan mental pada umumnya dianggap mencerminkan
entitas metafisik abstrak, agen supranatural, ilmu sihir atau ilmu
sihir. Sebuah karya yang dikenal sebagai Samhita Charaka dari sekitar
tahun 600 SM, bagian dari Ayurveda Hindu (“pengetahuan tentang kehidupan”),
melihat sakit sebagai akibat dari ketidakseimbangan antara tiga jenis cairan
tubuh atau kekuatan yang disebut (Dosha).tipe kepribadian yang berbeda juga
dijelaskan, dengan kecenderungan yang berbeda untuk kekhawatiran atau
kesulitan.Disarankan menyebabkan termasuk diet yang tidak pantas, tidak
menghormati terhadap, guru dewa atau lainnya; shock mental karena ketakutan
yang berlebihan atau sukacita; dan aktivitas tubuh yang salah. Perlakuan
termasuk penggunaan bumbu dan salep, daya tarik dan doa, persuasi moral atau
emosional, dan mengejutkan orang.
3.
China
Gangguan
Jiwa dirawat terutama di bawah Pengobatan Tradisional Cina dengan herbal,
akupuntur atau “terapi emosional”. Canon Batin Kaisar Kuning dijelaskan
gejala, mekanisme dan terapi untuk penyakit mental, yang menekankan hubungan antara
organ-organ tubuh dan emosi. Kondisi tersebut diperkirakan terdiri dari
lima tahap atau elemen dan ketidakseimbangan antara Yin dan Yang.
4. Ibrani
dan Israel
Bangsa kuno
Israel dibentuk oleh orang-orang dengan asal di Mesopotamia dan
Mesir. Konsep Allah yang tunggal, secara bertahap diartikulasikan dalam
Yudaisme, menyebabkan pandangan bahwa gangguan mental bukan masalah seperti
yang lain, yang disebabkan oleh salah satu dewa, tetapi lebih disebabkan oleh
masalah dalam hubungan antara individu dan Tuhan. Ayat-ayat dari Alkitab
Ibrani / Perjanjian Lama telah ditafsirkan sebagai gangguan menggambarkan
suasana di tokoh-tokoh seperti Ayub, Raja Saul dan dalam Mazmur Daud.
Periode
Modern
16 ke abad
18
Beberapa
orang mental terganggu mungkin telah menjadi korban dari penyihir-perburuan
yang tersebar di gelombang di Eropa modern awal Namun,. Yang dinilai gila
semakin mengakui lokal, poorhouses workhouses dan penjara-penjara (khususnya
“orang miskin gila”) atau kadang-kadang ke madhouses swasta baru Pengekangan
dan kurungan paksa digunakan untuk mereka yang diduga berbahaya terganggu atau
berpotensi kekerasan terhadap diri mereka sendiri, orang lain atau
properti. Yang terakhir ini mungkin tumbuh dari pengaturan penginapan
bagi individu tunggal (yang, dalam workhouses, dianggap mengganggu atau
tidak bisa diatur), maka ada beberapa catering yang masing-masing hanya
segelintir orang, maka mereka secara bertahap diperluas (misalnya 16 di London
pada tahun 1774, dan 40 oleh 1819). Pada pertengahan abad ke-19 akan ada
100 sampai 500 narapidana di masing-masing. Pengembangan jaringan ini
madhouses telah dikaitkan dengan hubungan sosial kapitalis baru dan suatu
perekonomian jasa, itu berarti keluarga tidak lagi mampu atau mau memelihara
sanak terganggu.
Madness
secara umum digambarkan dalam karya sastra, seperti memainkan Shakespeare.
Pada akhir
abad ke-17 dan ke Pencerahan, kegilaan semakin dilihat sebagai fenomena fisik
organik, tidak lagi melibatkan jiwa atau tanggung jawab moral. Sakit
mental yang biasanya dipandang sebagai binatang liar tidak sensitif. Harsh
pengobatan dan menahan diri dalam rantai dilihat sebagai terapi, membantu
menekan nafsu hewan. Ada kadang-kadang fokus pada manajemen lingkungan
madhouses, dari diet untuk latihan rezim terhadap jumlah pengunjung. perlakuan
berat somatik digunakan, mirip dengan yang di abad pertengahan pemilik rumah
gila kadang-kadang membanggakan kemampuan mereka dengan cambuk. Perawatan
di rumah sakit jiwa beberapa masyarakat juga barbar, sering sekunder ke penjara. Yang
paling terkenal adalah Bedlam di mana pada satu penonton waktu bisa membayar
satu sen untuk menonton para tahanan sebagai bentuk hiburan.
Konsep yang
berbasis di teori humoral secara bertahap memberi jalan untuk metafora dan
terminologi dari mekanik dan lain ilmu fisika berkembang. Kompleks skema
baru dikembangkan untuk klasifikasi gangguan mental, dipengaruhi oleh muncul
sistem untuk klasifikasi biologis organisme dan klasifikasi medis penyakit.
Istilah
“gila” (dari Inggris Pertengahan berarti retak) dan gila (dari bahasa Latin
yang berarti tidak sehat insanus) datang berarti gangguan mental dalam periode
ini. The “gila”, jangka panjang digunakan untuk merujuk pada gangguan
periodik atau epilepsi, kemudian menjadi identik dengan
kegilaan. ”Madness”, lama digunakan dalam bentuk akar setidaknya sejak
abad-abad awal Masehi, dan awalnya berarti cacat, sakit atau bodoh, datang ke
berarti kehilangan akal atau menahan diri. ”Psikosis”, dari bahasa Yunani
“prinsip hidup / animasi”, telah bervariasi penggunaan mengacu pada suatu
kondisi pikiran / jiwa. ”Gugup”, dari akar Indo-Eropa yang berarti angin
atau twist, otot berarti atau kekuatan, diadopsi oleh fisiologi untuk merujuk
kepada proses elektrokimia sinyal tubuh (sehingga disebut sistem saraf), dan
kemudian digunakan untuk merujuk kepada gangguan saraf dan
neurosis. ”Obsession”, dari akar bahasa Latin yang berarti untuk duduk
pada atau duduk melawan, awalnya dimaksudkan untuk mengepung atau dimiliki oleh
roh jahat, datang berarti ide tetap yang bisa terurai pikiran.
Dengan
meningkatnya madhouses dan profesionalisasi dan spesialisasi kedokteran, ada
insentif yang cukup besar untuk petugas medis untuk terlibat. Pada abad
ke-18, mereka mulai saham klaim monopoli atas madhouses dan perawatan.Madhouses
bisa menjadi bisnis yang menguntungkan, dan banyak meraup keuntungan besar dari
mereka. Ada beberapa mantan pasien reformis borjuis yang menentang rezim
sering brutual, menyalahkan baik pemilik rumah gila dan tenaga medis, yang pada
gilirannya menolak reformasi.
Menjelang
akhir abad ke-18, sebuah gerakan moral dikembangkan pengobatan, yang menerapkan
pendekatan yang lebih manusiawi, psikososial dan personal. tokoh terkemuka
termasuk Vincenzo Chiarugi medis di Italia di bawah kepemimpinan Pencerahan;
inspektur Pussin mantan-pasien dan petugas medis psikologis cenderung Phillipe
Pinel di Perancis revolusioner, kaum Quaker di Inggris, yang dipimpin oleh
pengusaha William Tuke, dan kemudian, di Amerika Serikat,
kampanye Dorothea Dix.
Philippe
Pinel di Perancis dan William Tuke dari Inggris adalah salah
satu contoh orang yang berjasa dalam mengatasi dan menanggulangi orang-orang
yang terkena penyakit mental. Masa-masa Pinel dan Tuke ini selanjutnya dikenal
dengan masa pra ilmiah karena hanya usaha dan praksis yang mereka lakukan tanpa
adanya teori-teori yang dikemukakan.
Masa
selanjutnya adalah masa ilmiah, dimana tidak hanya praksis yang dilakukan
tetapi berbagai teori mengenai kesehatan mental dikemukakan. Masa ini
berkembang seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan alam di Eropa.
Dorothea Dix merupakan
seorang pionir wanita dalam usaha-usaha kemanusiaan berasal dari Amerika. Ia
berusaha menyembuhkan dan memelihara para penderita penyakit mental dan
orang-orang gila. Sangat banyak jasanya dalam memperluas dan memperbaiki
kondisi dari 32 rumah sakit jiwa di seluruh negara Amerika bahkan sampai ke
Eropa. Atas jasa-jasa besarnya inilah Dix dapat disebut sebagai tokoh besar
pada abad ke-19.
Tokoh lain
yang banyak pula memberikan jasanya pada ranah kesehatan mental adalah
Clifford Whittingham Beers (1876-1943). Beers pernah sakit mental dan
dirawat selama dua tahun dalam beberapa rumah sakit jiwa. Ia mengalami sendiri
betapa kejam dan kerasnya perlakuan serta cara penyembuhan atau pengobatan
dalam asylum-asylum tersebut. Sering ia didera dengan pukulan-pukulan dan
jotosan-jotosan, dan menerima hinaan-hinaan yang menyakitkan hati dari
perawat-perawat yang kejam. Dan banyak lagi perlakuan-perlakuan kejam yang
tidak berperi kemanusiaan dialaminya dalam rumah sakit jiwa tersebut. Setelah
dirawat selama dua tahun, beruntung Beers bisa sembuh.
Di dalam
bukunya ”A Mind That Found Itself”, Beers tidak hanya melontarkan
tuduhan-tuduhan terhadap tindakan-tindakan kejam dan tidak berperi kemanusiaan
dalam asylum-asylum tadi, tapi juga menyarankan program-program perbaikan yang
definitif pada cara pemeliharaan dan cara penyembuhannya. Pengalaman pribadinya
itu meyakinkan Beers bahwa penyakit mental itu dapat dicegah dan pada banyak
peristiwa dapat disembuhkan pula. Oleh keyakinan ini ia kemudian menyusun satu
program nasional, yang berisikan:
1. Perbaikan
dalam metode pemeliharaan dan penyembuhan para penderita mental.
2. Kampanye memberikan informasi-informasi agar orang mau bersikap lebih inteligen dan lebih human atau berperikemanusiaan terhadap para penderita penyakit emosi dan mental.
3. Memperbanyak riset untuk menyelidiki sebab-musabab timbulnya penyakit mental dan mengembangkan terapi penyembuhannya.
4. Memperbesar usaha-usaha edukatif dan penerangan guna mencegah timbulnya penyakit mental dan gangguan-gangguan emosi.
2. Kampanye memberikan informasi-informasi agar orang mau bersikap lebih inteligen dan lebih human atau berperikemanusiaan terhadap para penderita penyakit emosi dan mental.
3. Memperbanyak riset untuk menyelidiki sebab-musabab timbulnya penyakit mental dan mengembangkan terapi penyembuhannya.
4. Memperbesar usaha-usaha edukatif dan penerangan guna mencegah timbulnya penyakit mental dan gangguan-gangguan emosi.
William
James dan Adolf Meyer, para psikolog besar, sangat terkesan oleh uraian Beers
tersebut. Maka akhirnya Adolf Meyer-lah yang menyarankan agar ”Mental Hygiene”
dipopulerkan sebagai satu gerakan kemanusiaan yang baru. Dan pada tahun 1908
terbentuklah organisasi Connectitude Society for Mental Hygiene. Lalu pada
tahun 1909 berdirilah The National Committee for Mental Hygiene, dimana Beers
sendiri duduk di dalamnya hingga akhir hayatnya
Pendekatan
Kesehatan Mental Menurut :
1. Orientasi
Klasik
Seseorang
dianggap sehat bila ia tidak mempunyai kelakuan tertentu, seperti ketegangan,
rasa lelah, cemas, rendah diri atau perasan tak berguna, yang semuanya
menimbulkan perasaan sakit atau rasa tak sehat serta
mengganggu efisiensi kegiatan sehari-hari. Aktivitas klasik ini banyak dianut
di lingkungan kedokteran
2. Penyesuaian
Diri
Seorang
dianggap sehat secara psikologis bila ia mampu mengembangkan dirinya sesuai
dengan tuntutan orang-orang lain serta lingkungan sekitarnya.
3. Pengembangan
Potensi
Seseorang dikatakan mencapai tarap kesehatan jiwa,
bila ia mendapat kesempatan untuk mengembangkan potensialitasnya menuju
kedewasaan, ia bisa dihargai oleh orang lain dan dirinya sendiri. Ketiga
orientasi ini menurut Sadli dapat dijadikan ukuran kesehatan jiwa.
Untuk menetapkan suatu keadaan psikologis berada dalam
keadaan sehat tidaklah mudah. Kalangan ahli kesehatan mental telah membuat
kriteria-kriteria atau kondisi optimum seseorang dapat dikatakan berada dalam
kondisi yang sehat. Kondisi optimum ini dapat dijadikan sebagai acuan dan arah
yang dapat dituju dalam melakukan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan mental
serta pencegahannya.
Istilah yang digunakan untuk menyebut kesehatan mental
berbeda-beda, kriteria yang dibuat pun tidak sama secara tekstual, meskipun
memiliki maksud yang sama. Dapat disebut di sini, Maslow menyebut kondisi
optimum itu dengan self-actualization, Rogers menyebutnya dengan fully
functioning, Allport memberi nama dengan mature personality, dan
banyak yang menyebut dengan mental health.
Teori kepribadian Sehat, menurut :
1.
Aliran Psikoanalisis
Psikoanalisis adalah cabang ilmu yang dikembangkan oleh Sigmund
Freud dan para pengikutnya, sebagai studi fungsi dan perilaku psikologis
manusia.
Aliran psikoanalisa melihat manusia dari sisi negatif,
alam bawah sadar (id, ego, super ego), mimpi dan masa lalu. Aliran ini
mengabaikan Potensi yang dimiliki oleh manusia. Manusia pada dasarnya
ditentukan oleh energi psikis dan pengalaman-pengalaman dini.
Kepribadian Sehat Psikoanalisa:
- Pada
alam pikiran tidak sadar dan kreativitas sebagai kompensasi untuk masa
anak-anak yang traumatis.
- Individu
bersifat egois, tidak bermoral, dan tidak mau tahu kenyataan.
- Manusia
sebagai homo valens dengan berbagai dorongan dan keinginan
- Motif-motif
dan konflik tak sadar adalah sentral dalam tingkah laku sekarang
- Manusia
didorong oleh dorongan seksual agresif
- Perkembangan
dini penting karena masalah-masalah kepribadian berakar pada
konflik-konflik masa kanak-kanak yang direpresi.
Dalam aliran Psikoanalisa ini bisa dibilang manusia
adalah korban tekanan biologis dan konflik masa kanak-kanak. Aliran ini melihat
dari sisi negative individu, alam bawah sadar (id,ego,superego, mimpi dan masa
lalu.
Pandangan kaum psikoanalisa, hanya memberi kepada kita
sisi yang sakit atau kurang, ‘sisi yang pincang’ dari kodrat manusia, karna
hanya berpusat pada tingkah laku yang neuritis dan psikotis.
Sigmund freud dan orang-orang yang mengikuti ajarannya
mempelajari kepribadian yang terganggu secara emosional, bukan kebribadian yang
sehat; atau kebribadian yang paling buruk dari kodrat manusia, bukan yang
paling baik.
Jadi, aliran ini memberi gambaran pesimis tentang
kodrat manusia, dan manusia dianggap sebagai korban dari tekanan-tekanan
biologis dan konflik masa kanak-kanak.
2.
Aliran Behavioristik
Teori belajar behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan
oleh Gage danBerliner tentang perubahan tingkah laku sebagai
hasil dari pengalaman.
Aliran behaviorisme memperlakukan manusia sebagai
mesin, yaitu di dalam suatu system kompleks yang bertigkah laku menurut
cara-cara yang sesuai dengan hukum. Dalam pandangan kaum behavioris, individu
digambarkan sebagai suatu organisme yang bersifat baik, teratur, dan ditentukan
sebelumnya, dengan banyak spontanitas, kegembiraan hidup, berkreativitas,
seperti alat pengatur panas.
- Manusia
adalah makhluk perespon; lingkungan mengontrol perilaku.
- Manusia
tidak memiliki sikap diri sendiri
- Mementingkan
faktor lingkungan
- Menekankan
pada faktor bagian
- Menekankan
pada tingkah laku yang nampak dengan mempergunakan metode obyektif.
- Sifatnya
mekanis mementingkan masa lalu
Manusia diperlukan sebagai mesin, layaknya alat
pengatur panas yang mengatur semuanya. Aliran ini menganggap manusia yang
memberikan respons positif yang berasal dari luar. Dalam aliran ini manusia
dianggap tidak memiliki sikap diri sendiri. Dan ciri-cirinya yaitu : tersusun
baik, teratur dan ditentukan sebelumnya, dengan banyak spontanitas, kegembiraan
hidup dan krativitas.
Jadi, manusia dilihat oleh para behavioris sebagai
orang-orang yang memberikan respons secara pasif terhadap stimulus-stimulus
dari luar dan manusia di anggap tidak memiliki diri sendiri.
Suatu tipe orang yang berbeda dari apa yang digambarkan
oleh behaviorisme dan psikoanalisis, bentuk-bentuk psikologi tradisional.
Behaviorisme memperlakukan manusia sebagai suatu mesin , “ suatu sistem
kompleks yang bertingkah laku menurut cara-cara yang sesuai dengan hukum.
Individu digambarkan sebagai suatu ot=rganisme yang tersusun baik, teratur, dan
ditentukan sebelumnya, dengan banyak spontanitas, kegembiraan hidup, dan
kreativitas, seperti suatu alat pengatur panas.
Psikoanalisis telah memberi kepada kita hanya sisi
sakit atau pincang dari kodrat manusia karena hanya berpusat pada tingkah laku
yang neurotis dan psikotis. Freud dan orang-orang yang mengikuti ajarannya
mempelajari kepribadian yang terganggu secara emosional, bukan kepribadian yang
sehat, yang paling buruk dari kodrat manusia, bukan yang paling baik.
Baik behaviorisme maupun psikolanalisis tidak
berbicara mengenai potensi kita untuk bertumbuh, keinginan kita untuk menjadi
lebih baik atau lebih banyak dari yang ada.
3.
Aliran Humanistik
Aliran ini berkembang pada tahun
1950. Humanistik merasa tidak puas dengan behaviori maupun dengan aliran
psikoanalisis. Aliran humanistik ini mengarahkan perhatiannya pada humanisasi
yang menekankan keunikan manusia. Psikologi Humanistik manusia adalah makhluk
kreatif,yang di kendalikan oleh nilai-nilai dan pada pilihan-pilihan sendiri
bukan pada kekuatan-kekuatan ketidaksadaran.
Kepribadian yang sehat menurut humanistik, perilaku yang mengarah pada aktualisasi diri:
1) Menjalani hidup seperti seorang anak, dengan penyerapan dan konsentrasi sepenuhnya.
2) Mencoba hal-hal baru ketimbang bertahan pada cara-cara yang aman dan tidak berbahaya.
3) Lebih memperhatikan perasaan diri dalam mengevaluasi pengalaman ketimbang suara tradisi, otoritas, atau mayoritas.
4) Jujur ; menghindari kepura-puraan dalam “bersandiwara”.
5) Siap menjadi orang yang tidak popular bila mempunyai pandangan sebagian besar orang.
6) Memikul tanggung jawab.
7) Bekerja keras untuk apa saja yang ingin dilakukan.
8) Mencoba mengidentifikasi pertahanan diri dan memiliki keberanian untuk menghentikannya.
Kepribadian yang sehat menurut humanistik, perilaku yang mengarah pada aktualisasi diri:
1) Menjalani hidup seperti seorang anak, dengan penyerapan dan konsentrasi sepenuhnya.
2) Mencoba hal-hal baru ketimbang bertahan pada cara-cara yang aman dan tidak berbahaya.
3) Lebih memperhatikan perasaan diri dalam mengevaluasi pengalaman ketimbang suara tradisi, otoritas, atau mayoritas.
4) Jujur ; menghindari kepura-puraan dalam “bersandiwara”.
5) Siap menjadi orang yang tidak popular bila mempunyai pandangan sebagian besar orang.
6) Memikul tanggung jawab.
7) Bekerja keras untuk apa saja yang ingin dilakukan.
8) Mencoba mengidentifikasi pertahanan diri dan memiliki keberanian untuk menghentikannya.
4.
Pendapat Allport
Allport
lebih optimis tentang kodrat manusia pada freud, dan ia memperlihatkan suatu
keharuan yang luar biasa terhadap manusia, sifat-sifatnya yang tampaknya
bersumber pada masa kanak-kanaknya. Allport tidak percaya bahwa orang-orang
yang matang dan sehat dikontrol dan dikuasai oleh kekuatan-kekuatan tak sadar –
kekuatan – kekuatan yang tidaka dapat dilihat dan dipengarauhi. Orang-orang
yang sehat tidak didorong oleh konflik-konflik tak sadar dan tingkah laku
mereka tidak ditentukan oleh setan-setan yang ada jauh dalam mereka. Allport
percaya bahwa kekuatan-kekuatan yang tak sadar itumerupakan pengaruh-pengaruh
yang penting pada tingkah laku orang-orang dewasa yang neurotis. Akan tetapi
individu yang sehat yang berfunsi pada tingkat rasional dan sadar, menyadari
sepenuhnya kekuatan-kekuatan yang membimbing mereka dan dapat
mengontrol-mengontrol kekuatan-kekuatan itu juga.
Kepribadian-kepribadian
yang matang tidak dikontrol oleh trauma-trauma dan konflik-konflik masa
kanak-kanak. Orang-orang yang neurotis terikat atauterjalain erat pada
pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak, tetapi orang-orang yang sehat bebas
dari paksaan masa lampau. Orang-orang sehat dibimbing dan diarahkan oleh masa
yang sekarang dan oleh intensi-intensi ke arah masa depan dan antisipasi-antisipasi
masa depan. Pandangan orang yang sehat adalah ke depan, kepada
peristiwa-peristiwa kontemporer dan peristiwa-peristiwa yang akan datang dan
tidak mundur kembali kepada peristiwa-peristiwa masa kanak-kanak. Segi
pandangan yang sehat ini memberi jau lebih banyak kebebasan dalam memilih dan
bertindak.
Freud
percaya bahwa perbedaan antara orang yang neurotis dan orang yang sehat
terletak dalam tingkat, bukan dalam macamnya; Allport percaya bahwa sama sekali
tidak ada kesamaan-kesamaan fungsional antara orang-orang yang neurotis dan
orang yang sehat. Karena itu, daripada menempatkan suatu rangkaian kesatuan
antara neurosis dan kesehatan emosionalnya, Allport mengemukakan suatu jurang
atau dikotomi diantara keduanya dan salah satu diantara tipe-tipe kepribadian
itu tidak memperlihatkan salah satu diantara sifat-sifat dari yang lainnya.
Dalam pandangan allport, orang yang neurotis beroperasi dalam genggaman konflik-konflik
dan pengalaman-pengalaman kanak-kanak dan kepribadian yang sehat berfungsi pada
suatu taraf yang berbeda dan lebih tinggi.
Karena
allport, mengetahui perbedaan-perbedaan antara manusia yang neurotis dan
manusia yang sehat ini, maka ia lebih suka mempelajari hanya orang-orang dewasa
yang matang ( berlawanan dengan freud dan orang-orang lain yang mempelajari
hanya orang-orang yang neurotis ) dan hanya sedikit saja berbicara mengenai
orang-orang yang neurotis. Karena itu kita dapat berkata bahwa sistem dari
allport hanya berorientasi pada kesehatan.
5.
Pendapat Rogers
Tidak
seperti allport, yang datanya semat-mata diperoleh dari studi tentang
orang-orang dewasa yang matang dan sehat, rogers bekerja dengan
individu-individu yang terganggu yang mencari bantuan untuk mengubah
kepribadian mereka. Untuk merawat pasien-pasien ini ( dia lebih suka menyebut dengan klien-klien
), rogers mengmbangkan suatu metode terapi yang menempatkan tanggung jawab utama
terhadap perubahan kepribadian pada klien, bukan pada ahli terapi.
Apabila
orang-orang bertanggung jawab terhadap kepribadian mereka sendiri dan mampu
memperbaikinya, maka mereka harus menjadi makhluk yang sadar dan rasional.
Menurut
rogers, manusia yang sadar dan rasional, tidak dikontrol oleh
peristiwa-peristiwa masa kanak-kanak, seperti pembiasaan akan kebersihan,
penyapihan yang lebih cepat, atau pengalaman-pengalaman seks sebelum waktunya.
6.
Pendapat Masllow
mempelajari
berapa banyak potensi yang kita miliki untuk perkembangan dan pengungkapan
manusia yang penuh. Dia percaya bahwa untuk menyelidiki kesehatan psikologi, satu-satunya
tipe orang yang dipelajari ialah orang yang sangat sehat. Dia kritis terhadap
freud, dan ahli-ahli teori kepribadian yang lain berusaha memahami kodrat
kepribadian dengan mempelajarinya hanya orang-orang yang neurotis dan
individu-individu yang mendapatkan gangguan hebat. Maslow mengemukakan, apabila
kita berbuat demikian, apabila kita mempelajari hanya orang-orang timpang,
tidak matang, dan tidak sehat maka kita akan melihat hanya sisi yang sakit dari
kodrat manusia, orang-orang dalam keadaan yang paling buruk dan bukan dalam
keadaan yang paling baik. Karena itu, maslow mengemukakan bahwa kita harus
mempelajari contoh-contoh yangpaling baik,paling sehat, dan paling matang dari
spesies manusia dan dia memberikan analogi yang berikut.
7.
Pendapat Erich Fromm
Fromm juga menyebutkan dan menjelaskan lima tipe karakter sosial yang
ditemukan dalam masyarakat dewasa ini, yakni:
1. Tipe Reseptif (mengharapkan dukungan dari pihak luar)
2. Tipe Eksploitasi (memaksa orang lain untuk mengikuti keinginannya)
3. Tipe Penimbunan (suka mengumpulkan dan menimbun barang suatu materi)
4. Tipe Pemasaran (suka menawarkan dan menjual barang)
5. Tipe Produktif (karakter yang kreatif dan selalu berusaha untuk
menggunakan barang-barang untuk suatu kemajuan)
6. Tipe Nekrofilus-biofilus (nekrofilus orang yang tertarik dengan
kematian, biofilus:orang yang mencintai kehidupan)
Fromm juga memngemukakan bahwa bila masyarakat berubah secara mendasar,
sebagaimana terjadi ketika feodalisme berubah menjadi kapitalisme atau ketika
sistem pabrik menggeser tenaga tukang, perubahan semacam itu akan mengakibatkan
perubahan-perubahan dalam karakter sosial manusia. Persoalan hubungan seseorang
dengan masyarakat merupakan keprihatinan besar Fromm. Menurut Fromm ada
validitas proposisi-proposisi berikut:
1) Manusia mempunyai kodrat esensial bawaan,
2) Masyarakat diciptakan oleh manusia untuk memenuhi kodrat esensial ini,
3) Tidak satu pun bentuk masyarakat yang pernah diciptakan berhasil
memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar eksistensi manusia, dan
4) Eksistensi manusia adalah mungkin menciptakan masyarakat semacam itu.
Kemudian Fromm mengemukakan tentang masyarakat yang seharusnya yaitu dimana
manusia berhubungan satu sama lain dengan penuh cinta, dimana ia berakar dalam
ikatan-ikatan persaudaraan dan solidaritas, suatu masyarakat yang memberinya
kemungkinan untuk mengatasi kodratnya dengan menciptakannya bukan dengan
membinasakannya, dimana setiap orang mencapai pengertian tentang diri dengan
mengalami dirinya sebagai subjek dari kemampuan-kemampuannya bukan dengan
konformitas, dimana terdapat suatu sistem orientasi dan devosi tanpa orang
perlu mengubah kenyataan dan memuja berhala. Bahkan Fromm mebgusulkan suatu
nama untuk masyarakat yang sempurna tersebut yaitu Sosialisme Komunitarian
Humanistik. Dalam masyarakat semacam itu, setiap orang akan memiliki kesempatan
yang sama untuk menjadi mansiawi sepenuhnya.
Daftar
Psutaka
Hall, Calvin
dan dkk. 1993. Teori-Teori Psikodinamik (Klinis).Yogyakarta: Kanisius
Suryabarata,
Sumadi.2007.Psikologi Kepribadian.Jakarta: Raja Grafindo